Romansa Setangkai Bunga
Sempurnakan jerit setangkai bunga
Agar mimpi jangan gelisah
Waktu pagi dibasuh tangisan kecil
Tapi aku tak ingin siapa pun
Mengusik ujung kelopaknya
Sebab setiap tetes embun
Adalah suara rintihan riwayat
Kerinduan
Tak perlu jambangan
Sebab akulah jambangan setiap rintihan
Tuhan kutaruh keyakinan
Jangan kau sembunyi di balik anganangan
Banjarbaru, 2001
Romansa Seekor Hong
Di bawah bulan kau asyik merajut perca sutra
Kupetikan melati di antara meihwa
Angin Gobi berembus di daratan Indonesia
Tapi kau telah melahirkan seekor Hong
Di bulan Desember kau berikan segalanya
dalam tiupan sembilanbelas lilin merah padaku
dan setiap pagi
kita takjub mendengar kicaunya
Sejak ia tersesat di hutan Yang Liu
dan tak pernah kembali lagi Sui Lan
Sejak itu pula tak pernah lagi
kudengar nyanyian Chun Chiu
Dalam malam yang kelam
ranjang tak pernah lagi memberi arti
Di mata terpejam aku bangkit
dari serbuk bintangbintang
Kutatap pucuk hutan pinus
dan tenggelam di sungai Yang Tze
Banjarbaru, 2001
As One of the Song, Mamimeca
Tatapan apa matahari bakal tenggelam
Riwayat berabadabad jauh di dasar laut
Dari koloni larva bintang
Aku tahu betapa letih wajahmu
Dalam gugusan mahakelam
May soul stay in the wind, mami
Sepanjang semenanjung berhembus
Lebur dalam tubuhmu
Don’t give me your wave
Aku berlari di tengah pasir
dan mengunyah semaksemak ganggang
Di tengah rapat matamu : Please come in
Lalu kupintal rambut kita perak
Lalu kubaringkan tubuh kita di pasir
Beralas serbukserbuk ganggang
Kutulis bibirmu dari langit berawan
Entah apa aku kenal musim hampir tujuh puluh
musim purba ketika berlabuh
Ketika kau berkata : No, I prefer to the sea
Entah apa
Aku jadi segumpal ruh di buihbuih
Sure, I am is the nearest harbour
Kau berkata lagi : You are is My
Kupetik bunga laut
Kupetikan yang tumbuh di rahimmu
Agar gemawan perlahan turun
Agar abadi segala rindudendam
I see : We are far away from here
Di matamu ada cincin di jari
Membalikbalik lembar usia
Menyisir lidah pantai
Menyisir karangkarang laut
Adalah ujung penghabisan senjakala
Kita terbakar dan hangus
dalam bayangbayang
Banjarbaru, 2004
1 komentar:
assalamualaikum
Posting Komentar