asmara tiada pernah mengenal musim. bersemi pada siapa pun dalam kehidupan. mekar dibungakan.dan wangi pun diharumkan

Senin, 14 April 2008

edisi 16

Nisan Berlumur Darah

Kembang laus
Kembang laus runduk diterpa angin
Luruh sekuntum luruhlah ke banyu
Hanyut ke seberang
Sudah putus
Sudah putus hatiku tiadalah kelain
Biar ragaku biarlah ragaku
Diambil orang

Duhai kekasih sedetik pun tak luput dari ingatan dan
kenang dalam ruang jiwaku yang paling dalam
Mata berlinangan si airmata
Nasib sembilu mengurung daku di kamar nestapa
Datanglah wahai kekasih lepaskan rantai adat yang
mengikat kakitanganku
Datanglah
Datanglah ketika kau menolongku dari kobaran api
Dukaku lebih dari pada api yang membakar
Duhai angin sampaikan risalah jeritku ini
kepada Maskhurku
Katakan malam tiadalah malam dan siang tiadalah siang
Wahai matahari bulan dan bintang
kemana kau sembunyikan terang
Aku terkapar dalam kegelapan
Duhai datanglah hatiku merindu

Aku terus berlari membawa hatimu di tengah angin kencang
Sampai aku kan punah biarlah wahai Fatimah
Biarlah tak kan bersatu raga namun kaulah satu dalam jiwaku
Aku sadar risalah derajadku yang papa
Tak mampu melepaskan rantai deritamu
Di atas tikar kehidupan ini kubaringkan tubuhku
Berlari di tengah angin terus berlari
Berlari sampai ke batas pemghabisan langit nafasku berbekal hatimu

Keranda siapa yang terusung itu oh keranda siapa
Siapakah gerangan duhai langit berawan
Sebuah nama tibatiba menyambar hati Fatimah
jadi remuk redam
Dengan jeritan panjang diamdiam ia kejar keranda itu merenangi sebuah sungai

Pusara itu telah sepi di basah hujan
Harum bungarampai dan harumnya darah cinta
Seorang jelita rebah tersungkur diruncing batunisan
Menyusul sang kekasih dan lunaslah segala dukalara
Dan damailah dalam pelukan sang kekasih

Banjarbaru, 1994

banyu : sungai laus : tanaman rempah/alpina galanga
putus : keyakinan/tiada sangsi Nisan Berlumur Darah
(Maskhur - Fatimah) : Love Story-nya rakyat Banjar


Mendulang Cinta

Cinta yang hakiki bukanlah didapat dari impian atau
hayalan atau pun dari transaksi jualbeli
Tapi sebuah perjuangan didasari kesadaran pikiran
dengan segala pengorbanan yang tulus

Seorang penyair berkata :
Jangan kau beri aku cinta dari kerdipan matamu
Tapi aku ingin cinta yang kugali dari lubuk hatimu
yang paling dalam

Apa kata seorang pujangga :
Di balik rangkaian bahasa yang berlimpah maka
disitulah dusta cinta
Tapi kukejar satu anggukan saja darimu

Seorang filosof pun berujar :
Aku rela menjadi musafir mencari cinta pada sebuah gurun yang paling tandus
dan cuaca yang paling murung

Sang kekasih dengan tiada sangsi :
Apa pun yang kau timpakan padaku, kekasih
Kan kudulang cintamu yang kau sembunyikan di dasar bumi hatimu
Kugali lapisdemilapis batubatu berpasir dan berlumpur
Kubawa pada sebuah sungai yang mengalir dalam jiwaku

Kubasuh dalam sanubari dulangku
Kekasih tak luput sebutir pun dari jemariku
Kulantak tebingmu kulantak terowonganmu
Sampai aku nikmat dalam kucur keringatku
Dan aku ingin ada jeritan kecil darimu
Ketika cinta itu ada dalam genggamanku

Banjarbaru,1993


Rindu Dendam

Wahai rindu tunjukkan di mana rahasiamu
Cinta menjadikan aku pejalan jauh
Beri aku pengobat dukalaraku
Perihperi membuat aku dendam

Wahai lunaskan aku dari pasungan dendamku
Agar aku dapat masuk ke dalam misterimu
Mengajalkan cinta bukanlah hakikat kebenaran
Sebab aku tidak akan mencemaskan diriku sendiri

Aku tidak akan pernah mencemaskan diriku
Mengeringkan sejumlah gelas anggur
Sebab hakikat rindu adalah inti dari cinta
Yang lahir dari getar jiwa

Banjarbaru,1998

Tidak ada komentar: