asmara tiada pernah mengenal musim. bersemi pada siapa pun dalam kehidupan. mekar dibungakan.dan wangi pun diharumkan

Senin, 14 April 2008

edisi 19

Aku Tenggelam Dalam Cintamu

Duhai jangan kau sembunyikan rembulan
sehingga mataku serba kelam
Aku akan berlari ke telaga hatimu
Biarkan aku menceburkan diri
Biar hanyut dan tenggelam biarkan
Kau kan melihat tibatiba menjerit
dan mencemaskan diriku
Wahai jangan kau selamatkan aku, kekasih
Biarkan aku tenggelam sampai ke dasar cintamu
Dan terdampar di taman bunga hatimu
Akan kupetik sekuntum saja ya sekuntum saja
Bunga kasihmu
Pengobat rintihan malammalam sepiku

Banjarbaru,2003


Satu Senyum Saja Cukuplah

Apa pun yang kau timpakan padaku, wahai
Bukalah kunci dukamu, kekasih
Biarkan aku memasuki lubukhatimu
Lihatlah rembulan dan bintangbintang
mencemaskan cahayanya semakin memudar di wajahmu
Bunga sedap malam duhai urung memekar di pangkuanmu
Begitu manja angin mengusap rambutmu terurai
Jangan kau simpan katakata dalam tundukmu
Bicaralah lewat bening matamu, kekasih
Kugenggam jemarimu
Apa pun yang kau timpakan padaku
Hanya satu pintaku dari bibirmu, kekasih
Satu senyum saja cukuplah

Banjarbaru,2003


Seorang Gadis Di Muka Jendela

Wahai bagaimana aku bisa lari dari diriku sendiri
Airmataku tak keringkering menetesi rinduku
Jangan kau tipu lagi aku wahai langit khayalku
Kemana kau sembunyikan bulan dan bintang
Menjadikan hatiku lumpuh di padamnya malam
Kau mengusik pembaringanku tak hentihenti
Aku begitu tergesagesa berdandan menuju tidur
Wahai dusta mimpiku
Datang, o datanglah yang bersemayam di balik fajar
yang menjadikan aku merindu
Aku cemburu pada kicau burungburung
dalam pelukan cahya surya
Aku iri pada bungabunga bermandikan embun
O datang, datanglah padaku
Aku tak mampu lari dari diriku sendiri
Wahai

Banjarbaru,2001


Jatuh Cinta (Cinta Pertama )

Jantungku selalu berdebar setiap ada ketukan
Lalu bergegas membuka pintu
Atau menyingkap gorden jendela dengan jemari bergetar
lalu melongok perlahan, duhai
Tidak seperti biasanya, berlamalama berdandan
dan tersenyumsenyum sendiri di muka cermin
Terkadang menangis tanpa sebab
menelungkupkan wajah di bantal, duhai
Atau bersenandung di kamar mandi
Suatu kali aku cemas mengharapkan ia kembali
setelah kuusir dari hadapanku
Ah hatiku berbungabunga jika ia kembali
Entah apa aku selalu ingin menang sendiri
Aku sekarang rajin menata ruang tamu
dan menatah bunga di vas sambil tersenyum
Tingkahku wahai tak luput dari perhatian ibuku :
Gadisku, kenalkan siapa gerangan jejaka itu
Aku malumalu, tapi ibuku sudah tahu jawabku.
Ia bernada enteng tapi sungguhsungguh :
Cinta banyak membawa perubahan sikap seseorang
Pesanku bijaklah terhadap cemburu dan rindu
Sebab ia terkadang membuat hati kita menjadi aneh
Mataku berkacakaca dalam pelukan ibu

Banjarbaru,2002


Sekuntum Cinta

Bulan datanglah dari balik awan
Aku begitu gelisah menunggu
Datanglah di jiwaku
Velentine menjadikan aku cemas

Harihariku tak ubahnya kunangkunang
Beterbangan dalam hatiku yang merindu
Dalanglah wahai yang menjadikan aku duka

Di tamanmu bungabunga cinta bermekaran
Dalam senyum sagitrarius yang mendebarkan
Wahai petikan aku sekuntum
Ya sekuntum saja kekasih
Penyunting jiwa yang sunyi

Banjarbaru,2005

Tidak ada komentar: