asmara tiada pernah mengenal musim. bersemi pada siapa pun dalam kehidupan. mekar dibungakan.dan wangi pun diharumkan

Senin, 14 April 2008

edisi 21

Pelagu Sunyi

Setiap aku kesini selalu ada nyanyian
Aku tak ada minat sedikit pun untuk mendengarkannya
Itulah sebabnya mengapa aku bersunyisunyi
Tetapi entah kenapa setiap aku tenggelam dalam
kesunyian dan lebih ke dalam lagi
Naynyian itu mengikuti bahkan sampai ke dasar
Bagaimana tidak akan kusampaikan katakata yang
paling lembut agar paham apa yang kumaksud
Tapi entah apa bibirku tak mampu melakukan itu
Hatiku berkata : Wahai siapa gerangan dikau yang
menjadikan aku sedemikian terusik
Ternyata hatiku sendiri yang menjawab :
Aku si pelagu sunyi yang paling malang karena
menistakan cintanya sendiri

Banjarbaru,1987


Burungku

Bagaimana aku bisa mengambil burungku
Yang menatapku sepertinya bukan mata si jelita
melainkan mata burungku :
Jangan kau bawa, biarkan dia bersamaku
Duhai kicaunya tidak seperti biasa seriang ini bahkan
begitu manja
Dia terbang bersama si jelita membubung tinggi
menembus awan, susulmenyusul, berputarputar di langit
biru, lalu mengembangkan sayapnya di sinar mentari
Tibatiba wahai menukik ke dalam hatiku
Membusur bianglala dengan warnawarna cemerlang
di dinding hatiku
Selagi aku takjub, tahutahu sudah bertengger di bahu kanankiriku

Banjarbaru, 1988

Tidak ada komentar: