asmara tiada pernah mengenal musim. bersemi pada siapa pun dalam kehidupan. mekar dibungakan.dan wangi pun diharumkan

Senin, 14 April 2008

edisi 15

Nalam Di Atas Danau

kutambatkan di sinar rembulan
membiarkan sampan kecilku mengapung
dalam cumbuombak di tengah danau
dengarlah kadundang bathinku
secupak nira hanyutkan jiwa merindu

jangan kau biarkan dirimu terkurung dalam bulan
bukalah jendela purnama atas nama cinta
uraikan rambutperakmu seluruh kasih
langit telah kering mengucurkan airmatamu
daundaun pinus telah basah mendesirkan isakmu

kutenggelamkan sudah masasilamku
berabadabad ekstase jiwa di tebingtebing batu
setiap purnama seteguk nira pengobat rindu
mengapung di kuntum wajahmu
mari kadundangkan nalam kita
risalah percintaan kembara bersama angin

jangan sekejap pun wajahmu disaput awan
jangan ada bintang sembunyikan berlian matamu
menarilah putri rembulan
menarilah dalam gaun pengantin
gunung dan rimba telah lama ditinggal penghuninya
seperti juga bathinku
menarilah dengan segenap cinta
di atas jiwa mengombak

biarkan aku surup dalam mantra tarimu
biarkan aku halimun dalam mantra gaunmu
agar bumi kenduri dimana aku bersemayam
di tujuh lapis mekarnya rindu
di tujuh lapis wanginya wajahmu
melupa segala dendam sunyi
melupa segala dendam asap setanggi

Banjarbaru,1981

nalam : bersajak dengan berlagu
kadundang : dendang


Sekuntum Pagi

malam mana yang tak melunaskan
perjalanan panjangmu
sehingga mimpi memburumu sampai ke batas risau
begitu bimbang jejakmu di tengah angin
menafsir gugusan bintangbintang
tapi dengarlah
burungburung tak pernah mengenal musim berkicau
senantiasa mengekalkan riwayat kerinduan
pun embun tiada pernah menyangsikan tetes
di setiap ujung jiwa yang sunyi
nun di timur
di balik sutra halimun
lihatlah
fajar memekarkan kuntumku
di atas bumi yang membangkitkan tidurnya
agar mimpi tiada menggelisahkan rindumu
pada malammalam sajakmu

Banjarbaru,1981


Cinta Bersemi Di Bawah Pijar Traffic Light

Manakala dua hati berpaut
Ia tak kan lagi hirau s’kelilingnya
Sampai bulan menggerutu
Bintangbintang tersipu
Pun bumi salah tingkah

Sang kekasih menatap kekasihnya :
Notasi di wajahmu bermekaran
Begitu wangi di ribuan tutsku
Senyum manja sang kekasih :
Piala juice cinta penuh berbusa
Larut di bibir kita yang bergetar
Lirih bisik sang kekasih :
Biarkan hati kita hangus terbakar
Angin malam begitu nakal
Meluruhkan bulubulumata sang kekasih
di dada kekasihnya
Dan rambutnya yang elok melahirkan melodis

Di atas punggung sagitarius
Kamajaya terus juga membidikkan panah amornya
Semua sasaran telah terbidik
Tinggal satu panah lagi
Ratih di belakangnya berbisik penuh arti
Sasaran di arahkan pada traffik lght

Dan traffic liht itu pun seketika padam
Dan kedua kekasih itu
Terus mengisi pialapila yang kosong
Sampai mabuk
Bulan menggerutu
Bintangbintang tersipu
Pun bumi salah tingkah

Banjarbaru,1990

Tidak ada komentar: