Nalam Di Atas Danau
kutambatkan di sinar rembulan
membiarkan sampan kecilku mengapung
dalam cumbuombak di tengah danau
dengarlah kadundang bathinku
secupak nira hanyutkan jiwa merindu
jangan kau biarkan dirimu terkurung dalam bulan
bukalah jendela purnama atas nama cinta
uraikan rambutperakmu seluruh kasih
langit telah kering mengucurkan airmatamu
daundaun pinus telah basah mendesirkan isakmu
kutenggelamkan sudah masasilamku
berabadabad ekstase jiwa di tebingtebing batu
setiap purnama seteguk nira pengobat rindu
mengapung di kuntum wajahmu
mari kadundangkan nalam kita
risalah percintaan kembara bersama angin
jangan sekejap pun wajahmu disaput awan
jangan ada bintang sembunyikan berlian matamu
menarilah putri rembulan
menarilah dalam gaun pengantin
gunung dan rimba telah lama ditinggal penghuninya
seperti juga bathinku
menarilah dengan segenap cinta
di atas jiwa mengombak
biarkan aku surup dalam mantra tarimu
biarkan aku halimun dalam mantra gaunmu
agar bumi kenduri dimana aku bersemayam
di tujuh lapis mekarnya rindu
di tujuh lapis wanginya wajahmu
melupa segala dendam sunyi
melupa segala dendam asap setanggi
Banjarbaru,1981
nalam : bersajak dengan berlagu
kadundang : dendang
Sekuntum Pagi
malam mana yang tak melunaskan
perjalanan panjangmu
sehingga mimpi memburumu sampai ke batas risau
begitu bimbang jejakmu di tengah angin
menafsir gugusan bintangbintang
tapi dengarlah
burungburung tak pernah mengenal musim berkicau
senantiasa mengekalkan riwayat kerinduan
pun embun tiada pernah menyangsikan tetes
di setiap ujung jiwa yang sunyi
nun di timur
di balik sutra halimun
lihatlah
fajar memekarkan kuntumku
di atas bumi yang membangkitkan tidurnya
agar mimpi tiada menggelisahkan rindumu
pada malammalam sajakmu
Banjarbaru,1981
Cinta Bersemi Di Bawah Pijar Traffic Light
Manakala dua hati berpaut
Ia tak kan lagi hirau s’kelilingnya
Sampai bulan menggerutu
Bintangbintang tersipu
Pun bumi salah tingkah
Sang kekasih menatap kekasihnya :
Notasi di wajahmu bermekaran
Begitu wangi di ribuan tutsku
Senyum manja sang kekasih :
Piala juice cinta penuh berbusa
Larut di bibir kita yang bergetar
Lirih bisik sang kekasih :
Biarkan hati kita hangus terbakar
Angin malam begitu nakal
Meluruhkan bulubulumata sang kekasih
di dada kekasihnya
Dan rambutnya yang elok melahirkan melodis
Di atas punggung sagitarius
Kamajaya terus juga membidikkan panah amornya
Semua sasaran telah terbidik
Tinggal satu panah lagi
Ratih di belakangnya berbisik penuh arti
Sasaran di arahkan pada traffik lght
Dan traffic liht itu pun seketika padam
Dan kedua kekasih itu
Terus mengisi pialapila yang kosong
Sampai mabuk
Bulan menggerutu
Bintangbintang tersipu
Pun bumi salah tingkah
Banjarbaru,1990
Tidak ada komentar:
Posting Komentar