asmara tiada pernah mengenal musim. bersemi pada siapa pun dalam kehidupan. mekar dibungakan.dan wangi pun diharumkan

Senin, 14 April 2008

edisi 17

Lanskap Sanggama Bunga

Telah kau tabur bisa pada jambangan
agar kita mabuk hingga fajar tiba
Sebab setiap igauan adalah tutur
riwayat kamasutra

Akulah yang terperangkap
dalam tangkapan parfum cintamu
Duridemiduri mengekalkan
luka birahi dendam

Kau beri aku kelopakkelopak
yang senantiasa berbuah
nikah tak jadijadi
yang senantiasa meneteskan
kebencian dan rindu

Aku yang terperangkap
peziarah dalam dukamu

Banjarbaru,2003


Merampas Ciuman Berabad Abad

Alangkah tak terjamah birunya langit
Mataku tunduk hanya dapat menyentuh
ujung kakimu
Andai pun sekejap kau beri aku
penerang jalan
Barangkali t’rasalah luput dari
keasingan

Datanglah yang membisikkan rahasia
kehidupan ke telingaku
Bibirku berabadabad menyala dalam
kesunyian
menyala dalam sakwasangka napas
pelagu rindu

Musafir itu berkata : Aku dahaga
dalam lautmu
wahai merapatlah cintaku yang
berderai

Bintanglah yang menyerbuki
setiap langkah
Sungguh kelam
wajahmu dilarut malam

Banjarbaru,2003


Tangis Sekuntum Bunga

Akulah paling bahagia punya rupa yang elok dan aroma wangi
Beribu ungkapan dan pelambang puja dan puji tentang diriku
Hidupku di tamantaman di potpot mau pun di jambangan berukiran indah
Aku selalu di vasvas penghias pesta meriah
Akulah pilihan sebagai ganti diri sebuah hati ketika
jejaka mengutarakan cintanya kepada sang kekasih
Dan akulah suntingan rambut si jelita ketika
menuju pelaminan dan pengharum ranjang pengantin
Ah rasanya kehabisan bahasa aku mengutarakannya

Tetapi setelah tahu risalahku
Duhai ternyata akulah paling malang di dunia ini
Menjadikan aku murung dan menangis
Menyadari keadanku ketika layu
Satupersatu tubuhku rontok
Dan berserakan di bumi lalu membusuk
Tak ada lagi yang mau peduli
Ternyata aku lebih buruk dari pada sampah

Wahai maafkan aku, Kekasih

Banjarbaru, 2002

Tidak ada komentar: