asmara tiada pernah mengenal musim. bersemi pada siapa pun dalam kehidupan. mekar dibungakan.dan wangi pun diharumkan

Senin, 14 April 2008

edisi 10

Ketika Kapal Lepas Pelabuhan
kepada Sui Lan

masihkah kau di sana
dengan lambaian tangan
memcoba belajar
membaca sauh yang dinaikkan
dan peluit terakhir dibunyikan

karena laut teramat luas
arung memerlukan kesetiaan
karena ombak dan buih di buritan
tidak pernah lagi mengenal tepian

masihkah kau di sana
menghitung harihari perjanjian
sementara aku mencoba membangun
pelabuhan dalam diriku sendiri
ketika kakilangit tak lagi memberi warna

Banjarmasin,1974


Layang Layang

kunaikkan layanglayang ketika kau rebahan di sebuah
padang tak berpohon
angin yang kau hembuskan mendorongku
mengulurkan benang sampai menyentuh awan
aku tak dapat lagi menahan betapa kencangnya angin
dalam desahmu yang menggairahkan
ketika langit memberi warna pelangi
yang membentang kesegenap penjuru
aku kehilangan balance
dan layanglayangku putus
melayang jauh sekali
dan jatuh ke lembah kesadaran
dalam aku termangu
memandang layanglayangku yang hancur
di pangkuan isakmu

Banjarmasin,1975


Aku Kembara Mencarimu Sui Lan

setiap tempat persinggahan
aku mencarimu
sebab benih yang kutanam di rahimmu
tak lunas sepanjang usiaku
walau langkahku senantiasa kehilangan arah
letih dan perih tak pernah kuhiraukan
tapi yang aku risaukan
mengapa tak kau beri aku alamat

setiap tempat persinggahan
kau tak lepas dari tidurku
manakala jalan memberi persimpangan
atau loronglorong
yang mana harus kutempuh

sayangku,
bila pun ajal kan tiba
ini bukanlah pemberhentian
dalam sebuah pengembaraan

Banjarmasin,1975


Lilin Merah

di hari raya Changyang Jie ini
tidak ada gunung Tai San
tapi kau berkata kita ada gunung Semeru
yang memberi makna dari apa yang kita impikan
kita bangun gubuk di bawah bulan purnama
sambil menggubah liriklirik Chun Chiu
lalu kita dendangkan
jinse di jemariku
dan qiangdi di bibirmu

tapi hari raya Changyang Jie kali ini
aku tak berdua lagi dalam gubuk ini
mabuk di kukus lilin merah
dan hanyut di sungai Changjiang

Banjarmasin,1975


Chun Chiu : nyanyian klasik china
jinse : sejenis kecapi
qiangdi : sejenis seruling
Changyang Jie : hari raya tradisional china

Tidak ada komentar: