asmara tiada pernah mengenal musim. bersemi pada siapa pun dalam kehidupan. mekar dibungakan.dan wangi pun diharumkan

Senin, 14 April 2008

edisi 5

Apa Yang Kau Renungkan Norsitah

Hujan begitu tibatiba menderas
Jalanjalan menjerit atap rumah sembilu
Langit hitam
Danau Kota pun seperti kehilangan semangat

Kau seperti tiada hirau dan mematung di kaca jendela
padahal kaca itu telah mengabur kena tempias
Apa yang kau renungkan Norsitah

Ketika hujan mulai usai
Norsitah tiada lagi di situ
Hanya ada goresan jari di kaca :
Wahai hujan mengapa begitu tega
kau hapus sebuah nama yang tertulis
di lembar hatiku padahal aku menghapalnya
bahkan hurufhurufnya tereja dalam igauan

Danau Kota terbatabata belajar mengeja
bayangku yang semakin mengabur jua

Kualalumpur,2004


Hasrat

Kemana mata dalam asap dupa malam
Ah tiadalah bintang mengantar suluh
Sampai hati kiranya kemana jua
Terbang burung pialing memburu nasib
Bagaimana lagi bila jembatan licin
Rasa sesak nafas di dalam dada
Hasrat hati tiada jua tumbuh kembang serai
di padang jumampai

Tengah malam apalah rasanya
Bila diingat semakin jua dikenang
Tiada pun memberi alamat
Kuyakini langkah
Wahai kemana pembaringan membuang limbai

Tak tahulah
Bila berembus kemana pelimbaianku
Bila memburu kemana lorong nasibku
Bila mimpi ada jugakah barang secuil
jangan menyentuh lelap tidurku

Banjarbaru,2005


Di Atas Causeway

Antara Johor - Woodlands
Kita tibatiba menjelma sepasang merpati
dan mabuk di atas Causeway
Sepertinya cuma milik kita berdua bersulang anggur
Terbang bekejaran kelazuardilangit dan menukik
ke selat di mana terhampar buihbuih cinta


Lalu kita baringkan tubuh kita sambil berpelukmimpi
Sedang piala di tangan tak hentihenti terisi
Kemudian bibir kita saling berbisik
Cuma kita yang mampu membuka rahasianya
Setelah itu kau merapikan rambut yang tergerai
di dadaku
Mercuri sepanjang Causeway telah memekarkan seroja
di taman kasmaran kita
Kita bersitatap dan tersenyum
Wajah kita bersemu merah jambu
Antara Johor – Woodlands

Woodlands,Singapura,2004


Di Kota Mas Kita Bersitatap

Bungabunga cinta
Mengharumi angin pagi
Sampai aku di Garden City
Mabuk kepayang
Kubuka jendela hati
Siapakah gerangan dia

Pagi itu hatiku begitu hampa
Duhai ada sesuatu yang hilang dalam diriku
Yang tak pernah ketemu
Seusai di Kota Mas itu

Cahya di timur terus juga mengurai senyum
Dan kicau burung tetap setia merisalahkan pagi
Dan aku terajal di arus sunyi

Garden City, Melaka 2004

Tidak ada komentar: